Something !

Cinta, hanya sebuah kata yang tidak
hanya mengungkapkan tentang perasaan, bukan hanya tentang hati, tapi juga
tentang sesuatu yang menciptakan. Mudah, hanya terangkai dari beberapa huruf
saja, namun sulit ketika dirasakan dan juga untuk diungkapkan.
Ia sadar, ternyata memang tidak
semudah itu, ia tidak bisa menerka-nerka, ini memanglah hal yang konkrit, tapi
begitu nyata, dan ini tidak bisa ditentukan dengan diksi “he loves me, or he
loves me not”, juga tidak bisa dimulai dengan “siap, siaga, dan mulai!”,
dan tidak pula dapat diakhiri hanya dengan kata “STOP!”.
Dan kali ini, hal yang sangat rumit
itu tengah singgah dalam hidupnya. Tamu tanpa permisi itu mampu mengobrak-abrik
tatanan kehidupannya yang selama ini selalu rapi. Angin kembali berhembus,
lebih pelan dari sebelumnya tapi seakan-akan menusuk. Ia memegang dadanya, ada
sesuatu yang sakit di sana, tapi tidak ada, tidak ada yang salah dengan organ
tubuhnya. Yang menurutnya dirasakan ternyata tidak ada. Tapi ia tidak bohong,
disana, dibagian itu terasa sangat sakit, hingga membuatnya sesak, ia sulit
sekali untuk bernafas.
Mika, dialah seorang yang mampu
membuatnya seperti ini. Seorang yang tanpa diminta memberikan cinta, dan tanpa
disuruh juga mengambil cinta itu dari Chisa. Dengannya Chisa benar-benar tahu
sisi lain dari kehidupannya. Ternyata ada dunia yang menarik melebihi dunianya.
Yang ia tahu, cinta itu membahagiakan, ia tidak merasa rugi sama sekali
memiliknya, namun hal itu hanya berlangsung sekejap. Memang benar, setelah ada
kebahagiaan, pasti akan ada kesedihan.
Tapi ia merasa kesedihan ini tidak
setimpal, ini terlalu sakit, ia hanya butuh sedikit waktu untuk merasakan
cinta, namun kenapa dibutuhkan waktu lebih dari sepuluh kali lipatnya untuk
bisa melupakan cinta? Bukankah itu sangat tidak fair?
Air matanya perlahan mengalir, tapi
bibirnya sedikit tersenyum. Satu kata yang memiliki sejuta makna, sejuta rasa,
dan juga sejuta pengalaman. Satu kata yang bisa menjadi guru pengalamannya yang
sangat berarti. Mungkin ia menyesal pernah merasakannya, tapi bukankah dengan
penyesalan itu ia bisa terus melanjutkan hidup?
Mika, baginya mungkin
hanya seseorang, tapi seseorang itu dapat mengubah hidup orang lain, dengan
bahagia, sakit, sedih, dan juga kecewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar