Minggu, 31 Agustus 2014

Something !



Something !

          Chisa duduk dalam diam di depan teras rumahnya. Pikirannya jauh menerawang, berputar dengan berbagai adegan. Angin malam sesekali memainkan rambut panjangnya yang terurai. Ia larut dalam imajinasinya, semuanya tentang hal yang pernah ia alami.
Cinta, hanya sebuah kata yang tidak hanya mengungkapkan tentang perasaan, bukan hanya tentang hati, tapi juga tentang sesuatu yang menciptakan. Mudah, hanya terangkai dari beberapa huruf saja, namun sulit ketika dirasakan dan juga untuk diungkapkan.
Ia sadar, ternyata memang tidak semudah itu, ia tidak bisa menerka-nerka, ini memanglah hal yang konkrit, tapi begitu nyata, dan ini tidak bisa ditentukan dengan diksi “he loves me, or he loves me not”, juga tidak bisa dimulai dengan “siap, siaga, dan mulai!”, dan tidak pula dapat diakhiri hanya dengan kata “STOP!”.
Dan kali ini, hal yang sangat rumit itu tengah singgah dalam hidupnya. Tamu tanpa permisi itu mampu mengobrak-abrik tatanan kehidupannya yang selama ini selalu rapi. Angin kembali berhembus, lebih pelan dari sebelumnya tapi seakan-akan menusuk. Ia memegang dadanya, ada sesuatu yang sakit di sana, tapi tidak ada, tidak ada yang salah dengan organ tubuhnya. Yang menurutnya dirasakan ternyata tidak ada. Tapi ia tidak bohong, disana, dibagian itu terasa sangat sakit, hingga membuatnya sesak, ia sulit sekali untuk bernafas.
Mika, dialah seorang yang mampu membuatnya seperti ini. Seorang yang tanpa diminta memberikan cinta, dan tanpa disuruh juga mengambil cinta itu dari Chisa. Dengannya Chisa benar-benar tahu sisi lain dari kehidupannya. Ternyata ada dunia yang menarik melebihi dunianya. Yang ia tahu, cinta itu membahagiakan, ia tidak merasa rugi sama sekali memiliknya, namun hal itu hanya berlangsung sekejap. Memang benar, setelah ada kebahagiaan, pasti akan ada kesedihan.
Tapi ia merasa kesedihan ini tidak setimpal, ini terlalu sakit, ia hanya butuh sedikit waktu untuk merasakan cinta, namun kenapa dibutuhkan waktu lebih dari sepuluh kali lipatnya untuk bisa melupakan cinta? Bukankah itu sangat tidak fair?
Air matanya perlahan mengalir, tapi bibirnya sedikit tersenyum. Satu kata yang memiliki sejuta makna, sejuta rasa, dan juga sejuta pengalaman. Satu kata yang bisa menjadi guru pengalamannya yang sangat berarti. Mungkin ia menyesal pernah merasakannya, tapi bukankah dengan penyesalan itu ia bisa terus melanjutkan hidup?
Mika, baginya mungkin hanya seseorang, tapi seseorang itu dapat mengubah hidup orang lain, dengan bahagia, sakit, sedih, dan juga kecewa. 

Senin, 25 Agustus 2014

Because I Miss You


Selalu di bawah langit yang persis sama
Selalu hari yang persis sama
Selain kau tidak ada di sini
Tidak ada yang berbeda sama sekali

Aku hanya ingin tersenyum, ingin melupakan segalanya
Seperti tidak terjadi apapun sama sekali
Tersenyum untuk menjalani hari-hari ku
Rindu kamu, merindukanmu
Karena aku sangat merindukan mu
Setiap hari di dalam diriku, memanggil dan memanggil kamu
 
Ingin melihatmu, ingin melihatmu, 
Karena aku ingin sekali melihatmu
Sekarang ini seperti kebiasaan ku, 
Tetap memanggil nama mu

Hal yang sama hari ini
Aku berpikir untuk membiarkan mu pergi,
Tanpa meninggalkan apapun 
Tidak, sekarang aku tetap tidak dapat membiarkanmu pergi

Setiap hari, terasa seperti akan membunuhku, 
Apa yang harus ku lakukan?
Cinta kamu, aku cinta kamu
Aku bahkan tidak berbicara apapun

Aku hanya membiarkan mu pergi
Maaf, apa kau mendengar perkataanku
Pengakuan terakhirku, dapatkah kau mendengarnya?
Aku cinta kamu

Sabtu, 16 Agustus 2014

Haruskah Aku Berterima Kasih ?

Darimu aku belajar kebahagiaan
Mempelajari hidup, memahami hati dan pikiran..

Darimu aku belajar ketegaran
Kesetiaan yang tak berbalas, menyisakan keikhlasan..

Darimu aku belajar kekosongan
Kehampaan yang menyelimuti, tapi kesendirian yang pasti memiliki ujung..

Darimu juga aku belajar kehilangan
Tak pernah memiliki, hanya asa yang membalutnya..

Haruskah aku berterima kasih..?

Kamis, 07 Agustus 2014

My Will


Kebangkitan diam-diam..
Aku selalu, selalu berharap
Perasaan yang lemah ini akan menggapaimu..

Tak dapat bergerak menempuh jarak yang ‘hanya sedikit lagi’
Jalan yang kulihat sebelumnya selalu tertutup
Setiap saat aku ingin melihatmu tapi tak dapat bertemu
Debar jantungku yang kuat berganti patah hati..

Jika ada sesuatu bernama ‘keabadian’
Aku ingin percaya, bahkan jika aku harus melewati jalan yang panjang
Walau aku tahu aku telah kecewa karena kau
Aku tak akan berhenti, aku tak akan menyerah pada siapapun..

Aku memikirkanmu
dan kesendirian itu telah cukup membuat airmata mulai mengalir..
Aku selalu, selalu berharap
Perasaan yang lemah ini akan menggapaimu..

Aku telah begitu akrab dengan berpura-pura menjadi kuat
tapi sejak itu, keraguanku menghilang..

Ada banyak hal yang ingin kutunjukkan padamu
dan banyak kata yang ingin kudengar
Aku ingin melihat setiap sisi dirimu, ketika kau tertawa dan menangis
Maka aku akan berhenti menunggu
dan meraih ‘kesempatan’ku..

Aku memikirkanmu
dan merasa kesendirian itu telah cukup
membuat hatiku lebih kuat..
Aku selalu, selalu berharap
Perasaan yang lemah ini akan menggapaimu..

Aku memikirkanmu
dan kesendirian itu telah cukup membuat airmata mulai mengalir..
Suaraku tak bisa menggapaimu sekarang, tapi suatu saat nanti
pasti akan bisa..

Aku percaya...

Hujan :)



Hujan datang..

aku tak menyukainya.. 
Ia membawa kebasahan, kedinginan, kegelapan, dan suasana mencekam..

Hujan datang..
Perlahan kuhirup aromanya, kulihat hingga ia selesai dan menimbulkan pelangi..

Hujan datang..
Aku mulai tak membencinya.. 
Aku melihat ia juga membawa keindahan..

Hujan datang lagi..
Dan Aku pun mulai menyukai hujan 
Saat Ia berhasil memenjarakan aku denganmu dalam satu tempat..

Pada akhirnya, aku pun menyukai hujan.. :)

Rabu, 06 Agustus 2014

Benci

Haruskah aku mencintanya
Bila hanya berikan duka 
Sepertinya aku bahagia 
Satu sisi aku menangis 

Aku pernah sangat berharga 
Semua mata memujaku 
Sampai kau datang dalam hidupku
Segalanya berubah

Kau mengambil hatiku 
Jadikannya kelabu
Kau menghancurkan semua impian 
Yang tersimpan sejak dulu
  
Kau racuni cintaku
Hingga menjadi benci
Tak lelah aku setia 
Tersiksa sendiri

Betapa inginku berlari
Dan terlepas dari dirimu 
Tapi semakin ku mencoba
Aku ingin kembali

Selasa, 05 Agustus 2014

Lembayung Keemasan

Bintang-bintang membungkuk tuk menciummu..
Dan aku terbaring merindukanmu..
Sirami aku dengan udara yang kencang,
Karna aku kan tidur dengan nyaman dan nyenyak..

Namun aku kan merindukan lenganmu memelukku..
Kan kukirim kartu pos kepadamu, sayang..
Karna kuharap kau di sini..

Kan kusaksikan malam berganti siang,
Namun tidaklah sama jika tanpamu..
Karna perlu dua orang untuk bisa saling berbisik..

Keheningan tidaklah begitu buruk,
Hingga kulihat tanganku dan kurasakan kesedihan..
Karna di antara jemariku,
Adalah tempat yang paling tepat untuk jemarimu..

Kan kutemukan ketenangan dalam bentuk baru,
Meski aku belum terlelap selama dua hari..
Karna nostalgia dingin,
Mendinginkanku hingga ke tulang..
Namun tersimbah dalam lembayung keemasan,
Aku kan duduk di beranda depan sepanjang malam..
Terus menerus merenung karena,
Saat aku memikirkanmu aku tak merasa sendiri..

Tiap kali ku kedipkan mata,
Aku kan memikirkanmu malam ini..

Saat mata jingga menjadi lebih terang,
Dan sayap yang berat menjadi ringan,
Kan kurasakan langit dan aku merasa hidup lagi..
Dan aku kan melupakan dunia yang kutahu,
Namun ku berjanji takkan melupakanmu..

Jika suaraku bisa sampai melewati masa lalu,
Aku kan berbisik di telingamu,
Kuharap engkau di sini..