Get It!
Suara itu semakin jelas terdengar, sayup-sayup dan akhirnya menjadi sebuah bisikan. Bisikan… ya, hanya bisikan, tapi kata-kata itu terdengar lantang di telinga Maya. Benarkah itu ? baru saja, belum sampai satu menit bisikan itu terdengar lagi. Semakin lama semakin keras, dan sekarang adalah teriakan yang benar-benar lantang. Sorakan pun menggema diantara semua penjuru.
“KERENNN..!!!” itulah yang mereka katakan. Ini pasti mimpi ! Bukan ! Ini nyata. Maya bergelut dengan pikirannya sendiri. Ini benar-benar terjadi, ia benar-benar sedang berdiri di tengah lapangan sekolah hanya berdua dengan Andre. Tapi mereka dikelilingi oleh ratusan siswa lain yang di undang oleh Andre dalam acara penembakan tersebut. Semua gadis di sekolah itu pasti iri padanya, Andre sang ketua OSIS sekaligus teman sekelasnya yang di idolakan oleh banyak siswi menyatakan cinta pada Maya yang hanya gadis biasa. Serba biasa, tidak populer, tidak cantik, dan juga tidak pintar.
Apa yang akan Maya lakukan saat ini? menerima Andre atau menolaknya? sementara gema sorakan-sorakan itu semakin lantang untuk membuat Maya menerima cinta Andre. Maya hanya terpaku diam saat tangannya mulai di genggam Andre yang siap dengan jawabannya. Sekali lagi Maya melirik ke pingir lapangan, dua pasang mata menatapnya dengan lembut, mata itu milik sang ketua basket, Rio. Maya bingung bagaimana akan menjawab semua tentang ini, ia yakin Andre pasti akan sangat malu kalau ia menolaknya. Maya kembali melirik mata itu, tapi sekarang pandangannya berbeda, tidak selembut tadi. Sekarang mata itu menatapnya dengan tatapan tidak suka. Rio, apakah ia cemburu? benarkah begitu? jika benar, Maya pasti akan sangat senang seakali. Dia lah yang Maya inginkan, ia ingin yang ada di hadapannya saat ini adalah Rio yang tanpa malu mengucapkan cinta dan meminta Maya untuk menjadi pacarnya. Tapi sekali lagi, Maya merasa tidak berhak, ia merasa tidak pantas mendapatkan hal indah seperti itu.
Sorakan itu kembali menggema, tangan Andre semakin kuat menggenggamnya, Maya pun kembali sadar dari lamunannya. Ia harus memberikan jawaban pada Andre dengan tegas. Maya melihat dari sudut matanya, Rio mulai bangkit dari tempat duduknya. Kali ini terlihat jelas, ia marah.
“Andre…..” ucapnya perlahan membuat suasana hening sejenak dan membuat Rio menghentikan langkahnya, seakan menunggu jawaban gadis beruntung itu.
“Iya May.. Gimana ?” ucap Andre dengan tatapan seolah tidak ingin di tolak dan optimis cintanya akan bersambut.
“Emmm, Sorry…” ucapan Maya terputus ketika tangannya disentak oleh seseorang. Ya, Rio tiba-tiba ada disana dan melepaskan tangan Maya yang sejak tadi digenggam erat oleh Andre.
“Udah cukup !” nafas Maya serasa tercekat, waktunya seakan terhenti. Rio mengajaknya pergi dari lapangan itu sambil menggandeng tangannya. Maya tersenyum sedikit dan ia mengangguk ketika Rio berkata agar hubungan mereka tidak backstreet lagi.
Selasa, 29 April 2014
Kamis, 17 April 2014
Save Our Earth !
Save Our Earth !
Krisis lingkungan yang terjadi saat ini baik dalam skala nasional maupun global, sudah sampai pada tahap yang serius dan mengancam eksistensi planet bumi di mana manusia, hewan dan tumbuhan bertempat tinggal dan melanjutkan kehidupannya. Manusia modern dewasa ini sedang melakukan perusakan secara perlahan, akan tetapi nyata terhadap sistem lingkungan yang menopang kehidupannya. Manusia adalah sebagian kecil dalam makro kosmos, manusia hanyalah mikro kosmos. Sebaliknya alam atau makrokosmos ada dalam diri manusia. Disinilah letak kekhalifahannya. Namun banyak manusia tidak mampu menguasai alam dalam dirinya sehingga alam diluar dirinya menjadi rusak.
Manusia merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan di permukaan bumi ini. Peningkatan jumlah penduduk dunia yang sangat pesat, telah mengakibatkan terjadinya eksplorasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam, terutama hutan dan bahan tambang yang akibatnya ikut memacu terjadinya kerusakan lingkungan terutama yang berupa degradasi lahan. Padahal lahan dengan sumberdayanya berfungsi sebagai penyangga kehidupan hewan dan tumbuhan termasuk manusia. Orientasi hidup manusia modern yang cenderung materialistik dan hedonistik juga sangat berpengaruh. Kesalahan cara pandang atau pemahaman manusia tentang sistem lingkungannya, mempunyai andil yang sangat besar terhadap terjadinya kerusakan lingkungan yang terjadi dunia saat ini. Cara pandang dikhotomis yang memandang alam sebagai bagian terpisah dari manusia dan paham antroposentris yang menganggap bahwa manusia adalah pusat dari sistem alam mempunyai peran besar terjadinya kerusakan lingkungan.
Hutan adalah paru-paru dunia, dapat dibayangkan bagaimana jadinya bumi jika hutan menjadi gundul atau malah terjadi kebakaran. Sama halnya seperti manusia, apa yang akan terjadi pada kita jika paru-paru kita rusak, hal yang paling tepat adalah kita akan sulit sekali untuk bernafas dan jika hal itu terjadi, besar kemungkinan kita untuk tidak bernafas lagi. Jika hutan, maupun sumber daya alam yang lain mulai berkurang dan telah beralih fungsi dengan tidak semestinya, maka dapat dipastikan bumi kita akan perlahan-lahan sekarat.
Upaya untuk penyelamatan lingkungan sebenarnya telah banyak dilakukan baik melalui penyadaran kepada masyarakat, melalui pendidikan dan pelatihan, pembuatan peraturan pemerintah, Undang Undang, maupun melalui penegakan hukum. Penyelamatan melalui pemanfaatan sains dan teknologi serta program program lain juga telah banyak dilakukan. Namun, hal tersebut masih belum cukup untuk menyadarkan kekeliruan manusia.
Upaya-upaya praktis penyelamatan lingkungan dengan memanfaatkan kemajuan sains dan teknologi rupanya tidak cukup untuk mengendalikan perusakan lingkungan yang dilakukan oleh manusia. Permasalahan lingkungan ternyata bukan hanya masalah teknis ekologi semata, akan tetapi juga menyangkut teologi. Permasalahan yang menyangkut lingkungan sangat komplek serta multidimensi. Oleh karena itu nilai-nilai agama yang juga bersifat multidimensi mungkin bisa digunakan sebagai landasan berpijak dalam upaya penyelamatan lingkungan.
Seandainya setiap manusia bisa berfikir akan bagaimana nanti dirinya dan juga semua orang jika bumi yang merupakan tempat tinggal kita ini hancur, bukankan itu berarti kita tidak lagi mempunyai tempat untuk tinggal? Oleh karena itu, mulailah berfikir dari sekarang, bagaimana kita tanpa paru-paru dan juga akan tinggal dimana kita jika kita tidak lagi memiliki “rumah” yang layak untuk kita tinggali. Save Our Earth ! it means : Save Our Lungs and Our Sweet Home !
Krisis lingkungan yang terjadi saat ini baik dalam skala nasional maupun global, sudah sampai pada tahap yang serius dan mengancam eksistensi planet bumi di mana manusia, hewan dan tumbuhan bertempat tinggal dan melanjutkan kehidupannya. Manusia modern dewasa ini sedang melakukan perusakan secara perlahan, akan tetapi nyata terhadap sistem lingkungan yang menopang kehidupannya. Manusia adalah sebagian kecil dalam makro kosmos, manusia hanyalah mikro kosmos. Sebaliknya alam atau makrokosmos ada dalam diri manusia. Disinilah letak kekhalifahannya. Namun banyak manusia tidak mampu menguasai alam dalam dirinya sehingga alam diluar dirinya menjadi rusak.
Manusia merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan di permukaan bumi ini. Peningkatan jumlah penduduk dunia yang sangat pesat, telah mengakibatkan terjadinya eksplorasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam, terutama hutan dan bahan tambang yang akibatnya ikut memacu terjadinya kerusakan lingkungan terutama yang berupa degradasi lahan. Padahal lahan dengan sumberdayanya berfungsi sebagai penyangga kehidupan hewan dan tumbuhan termasuk manusia. Orientasi hidup manusia modern yang cenderung materialistik dan hedonistik juga sangat berpengaruh. Kesalahan cara pandang atau pemahaman manusia tentang sistem lingkungannya, mempunyai andil yang sangat besar terhadap terjadinya kerusakan lingkungan yang terjadi dunia saat ini. Cara pandang dikhotomis yang memandang alam sebagai bagian terpisah dari manusia dan paham antroposentris yang menganggap bahwa manusia adalah pusat dari sistem alam mempunyai peran besar terjadinya kerusakan lingkungan.
Hutan adalah paru-paru dunia, dapat dibayangkan bagaimana jadinya bumi jika hutan menjadi gundul atau malah terjadi kebakaran. Sama halnya seperti manusia, apa yang akan terjadi pada kita jika paru-paru kita rusak, hal yang paling tepat adalah kita akan sulit sekali untuk bernafas dan jika hal itu terjadi, besar kemungkinan kita untuk tidak bernafas lagi. Jika hutan, maupun sumber daya alam yang lain mulai berkurang dan telah beralih fungsi dengan tidak semestinya, maka dapat dipastikan bumi kita akan perlahan-lahan sekarat.
Upaya untuk penyelamatan lingkungan sebenarnya telah banyak dilakukan baik melalui penyadaran kepada masyarakat, melalui pendidikan dan pelatihan, pembuatan peraturan pemerintah, Undang Undang, maupun melalui penegakan hukum. Penyelamatan melalui pemanfaatan sains dan teknologi serta program program lain juga telah banyak dilakukan. Namun, hal tersebut masih belum cukup untuk menyadarkan kekeliruan manusia.
Upaya-upaya praktis penyelamatan lingkungan dengan memanfaatkan kemajuan sains dan teknologi rupanya tidak cukup untuk mengendalikan perusakan lingkungan yang dilakukan oleh manusia. Permasalahan lingkungan ternyata bukan hanya masalah teknis ekologi semata, akan tetapi juga menyangkut teologi. Permasalahan yang menyangkut lingkungan sangat komplek serta multidimensi. Oleh karena itu nilai-nilai agama yang juga bersifat multidimensi mungkin bisa digunakan sebagai landasan berpijak dalam upaya penyelamatan lingkungan.
Seandainya setiap manusia bisa berfikir akan bagaimana nanti dirinya dan juga semua orang jika bumi yang merupakan tempat tinggal kita ini hancur, bukankan itu berarti kita tidak lagi mempunyai tempat untuk tinggal? Oleh karena itu, mulailah berfikir dari sekarang, bagaimana kita tanpa paru-paru dan juga akan tinggal dimana kita jika kita tidak lagi memiliki “rumah” yang layak untuk kita tinggali. Save Our Earth ! it means : Save Our Lungs and Our Sweet Home !
Langganan:
Postingan (Atom)